Mengenang (puisi Muhammad Farid Prasetyo

 _Mengenang_

Muak jadi budak

Mereka maju dengan penuh yakin

Menentang benteng besi bersama

Sembilan obor telah menancap di sudut- sudut bumi

Bumi yang telah basahKetika mereka bergegas

Di pintu pagi yang cemas

Aku hanya dapat menanti kabar dari langit dan bumi

Dentang jam berbunyi detik demi detik

Mereka telah pergiKembali pada cahaya, yang menjadi air

Mengalir pada muara yang tak pernah berbatas

Kembali pada api, tanah pijakan ibu pertiwi

Terbang ke atas langit tak berlapis yang menyatu bersama udaraMerongga dalam kekekalan

Bumi telah mencatat nama mereka

Pada sebuah puisi yang kurangkai ini

Dan terkenang menjadi dongeng anak negeri

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pidato Raihan Aristiadi