Blog Kemerdekaan Indonesia - Nurlita Septiana
Nama: Nurlita Septiana
Kelas: XII IPS 1
Perjuangan & Cerita Dramatis dalam Detik-Detik Menuju Indonesia Merdeka
Indonesia sudah merdeka sejak 17 Agustus 1945. Itu artinya, di tahun 2022 ini, 77 tahun sudah Indonesia menjadi negara yang bebas dari penjajahan.
Untuk dapat menghirup udara kebebasan ini, ada banyak perjuangan dan cerita dramatis di detik-detik menuju Kemerdekaan. Nah di bulan Agustus bersejarah ini, yuk mengingat kembali kisah perjuangan para pahlawan bangsa melalui cerita Indonesia merdeka.
9 Alur Kisah Dramatis Detik-Detik Menuju Indonesia Merdeka
1. Runtuhnya Kekuatan Jepang
(Monumen runtuhnya Jepang saat perang dunia kedua oleh perbuatan sekutu)
Bulan Agustus 1945, Indonesia kala itu masih jadi negara jajahan Jepang. Tepatnya di tanggal 6 Agustus, Kota Hiroshima di Jepang telah luluh lantak dihantam bom atom Amerika Serikat ketika berlangsungnya Perang Dunia Kedua.
Peristiwa ini membuat semangat tentara Jepang di seluruh dunia menurun drastis. Mendengar kabar tersebut, keesokan harinya BPUPKI segera mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dengan membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Tiga hari kemudian yakni 9 Agustus 1945, Jepang akhirnya menyerah kalah terhadap sekutu setelah kembali dijatuhi bom atom di daerah Nagasaki. Inilah yang menjadi sepercik kobaran semangat bangsa Indonesia untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
2. Pertemua Tiga Tokoh Bangsa dan Jenderal Terauchi di Dalat
(Soekarno dan Hatta, dua pahlawan Proklamator yang terbang ke Dalat bersama Radjiman Wedyodiningrat untuk bertemu Jenderal Terauchi)
Sebagai pimpinan PPKI, Soekarno dan Hatta bersama dengan Radjiman Wedyodiningrat, mantan ketua BPUPKI terbang ke Dalat, Saigon, Vietnam di tanggal 12 Agustus 1945. Mereka bertemu dengan Jenderal Terauchi, Panglima Angkatan Perang Jepang untuk Asia Tenggara.
Dalam pertemuan itu, mereka membahas mengenai kekuatan Jepang yang semakin melemah dan Indonesia yang ingin merdeka. Namun konteksnya pada saat itu, Jepang memberikan Indonesia kemerdekaan sebagai sebuah hadiah.
3. Berita Kekalahan Jepang
(Berita kekalahan Jepang saat perang dunia di surat kabar)
Beralih ke dalam negeri, Sutan Syahrir mendengar kabar melalui radio tentang kekalahan Jepang terhadap Sekutu dan hadiah kemerdekaan untuk Indonesia.
Saat itu, tampaknya rakyat Indonesia tidak ingin kehilangan kesempatan untuk segera memproklamasikan kemerdekaan, tanpa harus menunggu persetujuan Jepang. Bahkan, tidak ingin bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hadiah dari penjajah.
4. Perbedaan pandangan Tokoh Muda dan Golongan Tua
Kabar menyerahnya Jepang pada sekutu juga tersebar luas ke berbagai penjuru daerah di Indonesia melalui siaran radio yang juga didengar oleh tokoh-tokoh muda.
Kemudian para golongan muda ini mengadakan rapat di Pegangsaan Timur bersama Moh. Hatta. Rapat dilakukan untuk merumuskan keputusan sekaligus menjadi dasar dari proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Akan tetapi ada beberapa perbedaan pendapat diantara keduanya. Golongan muda mendesak segera memproklamasikan kemerdekaan secepat mungkin. Sedangkan, tokoh tua ingin menunggu keputusan dari Jepang agar tidak sampai terjadi pertumpahan darah.
5. Soekarno Sempat Diasingkan
(Tempat tidur dan rumah yang digunakan sebagai tempat pengasingan Soekarno saat menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia)
Dampak dari perbedaan pendapat yang terjadi saat rapat di Pegangsaan Timur, membuat Ir. Soekarno dan Moh. Hatta diculik dan diasingkan ke luar Jakarta. Tepatnya di Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat.
Hal ini bertujuan untuk menjauhkan 2 tokoh tersebut dari pengaruh Jepang dan melindungi mereka dengan anggota PETA.
6. Peristiwa Rengasdengklok
(Peristiwa Rengasdengklok sebelum penentuan tanggal proklamasi kemerdekaan)
Peristiwa pengasingan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta inilah yang sekarang kita ketahui sebagai Peristiwa Rengasdengklok, tempat di mana kedua tokoh proklamator ini diasingkan.
Saat itu, muncul tokoh Ahmad Soebardjo yang jadi penengah kedua golongan tersebut. Ahmad Soebardjo meminta Soekarno dan Hatta dilepaskan dengan jaminan nyawa bahwa proklamasi kemerdekaan akan diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945 selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB.
7. Pembuatan Naskah Proklamasi
(Isi dari Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia)
Rombongan dari Rengasdengklok akhirnya kembali ke Jakarta tengah malam. Kemudian Soekarno dan Hatta mengunjungi Mayor Jenderal Nishimura di rumah Laksamana Maeda atas usul Ahmad Soebardjo untuk menanyakan sikapnya terhadap proklamasi kemerdekaan.
Sayangnya, pertemuan itu tidak membuahkan kesepakatan karena Jepang sudah menyerah pada Sekutu dan tidak diperbolehkan untuk mengubah kondisi politik di Indonesia sampai kedatangan Sekutu.
Meskipun begitu, Soekarno dan Hatta serta Ahmad Soebardjo tetap melanjutkan untuk merumuskan naskah proklamasi yang diketik oleh Sayuti Melik. Naskah tersebut selesai dan telah ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia pada pukul 04.30 WIB.
8. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia
(Momen penting bagi rakyat Bangsa Indonesia di rumah Soekarno)
Akhirnya, semakin dekat juga dengan detik-detik menuju proklamasi kemerdekaan Indonesia. Naskah proklamasi akan dibacakan pada pukul 10.00 WIB di rumah Soekarno yang sudah dipenuhi oleh banyak orang untuk menyaksikan.
Sebelumnya, pembacaan naskah proklamasi ingin diadakan di lapangan Monas yang dulunya bernama Lapangan Ikada. Tapi Soekarno merasa tempat itu terlalu luas dan ramai sehingga bisa menimbulkan bentrokan antara rakyat Indonesia dan tentara Jepang.
Ketika Soekarno dan Hatta sudah hadir, akhirnya upacara pun dimulai. Bendera merah putih dikibarkan oleh S. Suhud yang dibantu oleh Shodanco Latief Hendraningrat. Bendera itu dijahit oleh Fatmawati, istri bung Karno.
Ketika mulai dikibarkan, semua orang yang hadir di sana secara spontan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
9. Penyebaran Kabar Kemerdekaan RI
(Penyebaran Proklamasi Kemerdekaan melalui siaran radio dan dari mulut ke mulut)
Acara penting dan bersejarah Indonesia ini juga disebarluaskan ke seluruh penjuru negeri melalui siaran radio oleh Kantor Berita Domei. Meskipun di tanggal 20 Agustus 1945 harus mendapat serangan dari Jepang berupa pemutusan alat pemancar hingga penyegelan kantor, perjuangan rakyat Indonesia tak pernah padam.
Para pemuda tetap bersemangat membuat alat pemancar yang baru. Alat tersebut kemudian dibawa ke Menteng dan penyebaran berita kemerdekaan pun dilanjutkan. Bukan hanya lewat radio saja, kabar ini juga dilayangkan melalui pers dan surat selebaran.
•Dirgahayu Negara Kita Tercinta, Indonesia yang ke-77!
Itu tadi beberapa cerita Indonesia merdeka yang harus dilalui rakyat Indonesia kala itu untuk memproklamasikan kemerdekaan. Dari sana tentunya kita dapat belajar banyak tentang arti perjuangan dan semangat membara yang tak kenal putus asa ya.
Maka dari itu, yuk junjung tinggi persatuan sebagai wujud kita menghormati dan menghargai jasa para pahlawan. Semoga, Indonesia tetap jaya dan makmur selamanya.
_ Sekian Terima kasih. _
Komentar
Posting Komentar